Thursday, December 7, 2023

GAGAL ATASI BANJIR DI JAKARTA, KINI ANIES JANJI AKAN ATASI BANJIR DI KALIMANTAN SELATAN JANGAN MUDAH TERMAKAN JANJI-JANJI MANIS ANIES

Pengamat Kota Nirwono Yoga mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan gagal mengatasi banjir Jakarta, Minggu (9/10/2022).

Bukan tanpa alasan, Nirwono mengatakan, terjadinya banjir kiriman dan banjir lokal yang melanda DKI Jakarta khususnya pada wilayah Jakarta Selatan beberapa hari belakangan ini mengindikasikan kurang berhasilnya Anies dan belum siapnya Pemprov DKI dalam mencegah banjir.

"Banjir kiriman yang diakibatkan luapan air sungai telah membanjiri permukiman di sekitar bantaran sungai. Sementara, banjir lokal diakibatkan buruknya sistem saluran air atau drainase kota seperti yang terjadi di Jalan Tb Simatupang, Fatmawati, dan Kemang Raya," ungkap Nirwono saat dihubungi Beritasatu.com, Minggu (9/10/2022).

Seperti yang diketahui, beberapa hari belakangan ini terkhususnya pada hari Rabu, Kamis dan Jumat, DKI Jakarta terus diguyur hujan lebat disertai petir dari sore hingga malam hari. Hujan tersebut sempat menggenangi 60 titik RT di daerah DKI Jakarta dan beberapa diantaranya mengharuskan warganya untuk mengungsi. Tak hanya itu insiden banjir tersebut sempat melumpuhkan beberapa ruas jalan Kota Jakarta terkhususnya pada daerah Simatupang dan menyebabkan insiden robohnya tembok pembatas gedung MtsN 19 Jakarta Selatan yang menimbulkan 3 korban meninggal dan luka-luka.

Nirwono menilai, program pembangunan sumur resapan atau drainase vertikal tidak efektif mengatasi banjir. Sementara program grebek lumpur sungai dan saluran air atau drainase sebaiknya dikerjakan sepanjang tahun, bukan hanya menjelang musim hujan saja. Pengadaan dan penambahan pompa juga tidak banyak membantu jika daerah sekitar juga terjadi banjir dan sungai penuh dengan air.

Maka solusinya, Nirwono menyarankan untuk melakukan pembenahan sungai dalam artian melakukan pengerukan, diperdalam sungainya, dihijaukan sekitaran sungainya dan merelokasi pemukiman warga. Serta didukung dengan revitalisasi situ atau danau atau embung atau waduk (SDEW sebagai daerah tangkapan air) dan memperluas RTH baru (sebagai daerah resapan air)

Selain itu, melakukan rehabilitas saluran air juga penting untuk dilakukan. Rehabilitasi seluruh saluran air atau drainase dengan diperbesar dimensi saluran air yang ada misal dr 50 cm ke 1,5 m, 1 m ke 3m, 1,5m ke 5 m dan terhubung ke SDEW dan RTH terdekat untuk ditampung dan diterapkan secara maksimal.

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...