Keputusan sepihak Partai Nasdem menduetkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sangat berisiko.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/9).
"Anies muncul dengan gagasan perubahan, dan itu yang menjadi daya tarik pemilih yang kontra status-quo, sementara Cak Imin erat dengan status pendukung rezim," kata Andi.
Duet Anies-Cak Imin itu dipastikan sulit mengusung tema-tema perubahan. Selain itu, elektabilitas Cak Imin yang pas-pasan juga sulit mendongkrak suara pasangan ini.
Analis Politik Universitas Nasional itu juga menambahkan, kecenderungan pemilih Anies seolah tidak menginginkan Cak Imin sebagai Cawapres.
"Akibatnya, diprediksi akan banyak pemilih Anies yang memilih tiarap, atau bahkan mundur," pungkasnya.
Keputusan sepihak Partai Nasdem menduetkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sangat berisiko.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/9).
"Anies muncul dengan gagasan perubahan, dan itu yang menjadi daya tarik pemilih yang kontra status-quo, sementara Cak Imin erat dengan status pendukung rezim," kata Andi.
Duet Anies-Cak Imin itu dipastikan sulit mengusung tema-tema perubahan. Selain itu, elektabilitas Cak Imin yang pas-pasan juga sulit mendongkrak suara pasangan ini.
Analis Politik Universitas Nasional itu juga menambahkan, kecenderungan pemilih Anies seolah tidak menginginkan Cak Imin sebagai Cawapres.
"Akibatnya, diprediksi akan banyak pemilih Anies yang memilih tiarap, atau bahkan mundur," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment