Baru-baru ini media sosial platform X (Twitter) tengah ramai dengan pernyataan dari Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah (Jateng), KH Muhammad Yusuf Chudlori alias Gus Yusuf. Menurut video yang beredar Gus Yusuf menyebut jika Anies pernah mengenyam pendidikan di Ponpes Pabelan selama tiga tahun.
Unggahan pernyataan Gus Yusuf itu pun ditanggapi oleh para aktivis NU. Salah satunya adalah Afif Fuad, kader GP Ansor yang sempat viral menolak kedatangan pendakwah Ustaz Khalid Basalamah. Dia menyebut jika Anies Baswedan hanya pesantren kilat di Ponpes Pabelan, Magelang tersebut.
"Jika yang dikatakan Anies kepada Kiai Yusuf Chudori jika ia mondok di pesantren Pabelan, Magelang selama 3 tahun, maka ia berbohong," ungkap Afif Fuad, dikutip dari akun X pribadinya @AfifFuadS.
Menurut dia, dalam laman resmi Ponpes Pabelan menyebut jika Anies mengikuti pesantren kilat saat Ramadhan selama tiga kali, saat SMP.
"Laman resmi pesantren pabelan merilis Anies hanya mengikuti Pesantren kilat pas Ramadhan selama 3 kali pas SMP," jelas Afif Fuad.
Sementara itu, cuitan lainnya datang dari seorang warganet yang mengingatkan soal kesalahan pernyataan Gus Yusuf.
"Ngapunten gus @yusuf_ch , k lancang sy mhn maaf. Pak @aniesbaswedan mondok di Pabelan, cmn pondok ramadhan semasa SMP nya. 3x beliau ikut kegiatan tsb, yg berlgsg slm 20 hari. JADI GA MONDOK 3 TAHUN. ini link info dr pondok pabelan & berita," tulis @HeNdiBur.
Menanggapi cuitan itu, Gus Yusuf pun mengaku salah paham soal pernyataan yang disampaikan Anies Baswdan kepadanya.
"Siap salah .. pemahaman saya yg salah, beliau mengatakan sewaktu SMP saya mondok di Pabelan zaman Kyai Hamam. terima kasih koreksinya," jelas Gus Yusuf.
Sebelumnya beredar viral, video pernyataa Gus Yusuf Tiktok dan X. Dalam pernyataan itu, Gus Yusuf menceritakan pertemuan dengan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan.
Kepada Anies, Gus Yusuf mengaku, berterus terang sulit heran dengan sosoknya selama ini. Apalagi, jika sampai PKB mendukung pasangan Anies-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin).
Menurut dia, hal itu lantaran pribadi Anies yang dicitrakan radikal. Sebab, Anies selalu dikaitkan dengan Aksi Bela Islam 212 untuk melawan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang di kemudian hari divonis menistaan Alquran melalui ayat Almaidah 51.
"Framing-nya itu, labelnya itu sampeyan 212, abot (berat) ini nang PKB, saya sampekan terbuka. Ini aslinya pripun, ideologinya sampeyan pripun? Nah Pak Anies jawab, kalau ideologi ya ndak mungkin lah saya itu radikal Gus, saya sama dengan jenengan, elek-elek gini saya itu santri Pabelan, Magelang," kata Gus Yusuf menceritakan pertemuan dengan Anies sebelum PKB berkoalisi dengan Nasdem mengusung pasangan Anies, dikutip akun @Paltiwest.
Menurut Gus Yusuf, Anies mengaku sebebagai santri Nahdliyin. Kebetulan juga, guru Anies ketika di Ponpes Pabelan, yaitu Kiai Hamam Dja'far. Di mana Kiai Hamam adalah adik kelas ayahnya, yang sama-sama merupakan murid pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari di Ponpes Tebuireng, Jombang.
"Di Magelang itu ada pesantren tua namanya Pabelan. Oh berarti muridnya Kiai Hamam, ya zaman Mbah Hasyim. Masuk gak iki, kiro-kiro?" kata Gus Yusuf kepada para hadirin.
Dia pun masih penasaran dengan mengapa Anies memiliki kedekatan dengan kelompok 212. Akhirnya, Gus Yusuf mendapat penjelasan dari Anies.
"Kok sampeyan iso 212. Beliau cerita, itu kan soal Pilgub 2017, ketika Pilgub Jakarta kita ini melawan Ahok yang waktu itu dengan kekuatan besar, kekuatan birokrasi, dana luar biasa, lha kita gak punya apa-apa Gus. Untuk melawan kekuatan itu yang kita punya hanya satu, Allahu akbar maka oleh teman-teman disepakati kampanye kita Allahu akbar dan terbukti Allahu Akbar lah yang menang, ini soal EO (event organizer) bahasanya begitu," kata Gus Yusuf.
No comments:
Post a Comment